Minggu, 17 Agustus 2014

Syair Raja Ali Haji

Ayuhai segala pegawai sultan,
hendaklah jaga pada jabatan
Kamu itu seperti intan
Jangan dibuangkan ke dalam hutan
Ayuhai segala raja menteri
Serta pegawai kanan dan kiri
Hendaklah jaga ingatkan negeri
Perompak penyamun, kompak mencuri

Kehidupan rakyat janganlah lupa
Fakir-miskin hina dan papa
Jangan sekali tuan nan alpa
Akhirnya bala datang menerpa
Kacaulah negeri tidak terperi
Berdengki-dengki sama sendiri
Umpat dan puji sehari-hari
Kepada raja tidaklah ngeri

Raja pun sudah hilang hebatnya
Kepada segala rakyat tentaranya
Sebab karena lalai alpanya

Serta dengan fasik zalimnya.

karya Raja Ali Haji

Syair merupakan puisi atau karangan Melayu lama yang bentuknya terikan oleh rima, irama, serta persajakan. Kata tersebut berasal dari bahasa Arab, yaitu syu’ur, yang berarti perasaan. Dan kata syuur, kemudian muncul kata syiru, yang berarti puisi secara umum. Namun, dalam perkembangannya mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, dan tidak lagi mengacu pada tradisi Arab.
            Syair bukanlah rangkaian kata yang hadir begitu saja dan tidak memiliki makna. Justru, ia hadir dengan membawa sarat makna baik tersirat maupun tersurat. Makna-makna tersebut mengandung kias ibarat, sindiran, nasihat, pengajaran, agama dan juga berisikan sejarah atau dongeng. Dan Puisi (Syair) nasihat karya Raja Ali Haji tersebut telah berisi kesemua bagian syair di dalamnya, adapun ciri-ciri dari syair sebagai berikut:
1.      Merupakan puisi terikat
2.      Umumnya terdiri dari empat larik, agak mirip dengan pantun. Bila pantun empat larik yang berisi dua larik yang merupakan sampiran dan dua larik yang lain adalah isi.
3.      Jumlah kata dalam satu larik, yakni berkisar empat sampai lima kata.
4.      Jumlah suku kata dalam satu larik juga tetap berkisar antara 8 – 12 suku kata.
5.      Memiliki rima a-a-a-a atau seragam



0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda