Syair Raja Ali Haji
Ayuhai segala pegawai
sultan,
hendaklah jaga pada
jabatan
Kamu itu seperti intan
Jangan dibuangkan ke
dalam hutan
…
Ayuhai segala raja
menteri
Serta pegawai kanan dan
kiri
Hendaklah jaga ingatkan
negeri
Perompak penyamun,
kompak mencuri
Kehidupan rakyat
janganlah lupa
Fakir-miskin hina dan
papa
Jangan sekali tuan nan
alpa
Akhirnya bala datang
menerpa
…
Kacaulah negeri tidak
terperi
Berdengki-dengki sama
sendiri
Umpat dan puji
sehari-hari
Kepada raja tidaklah
ngeri
Raja pun sudah hilang
hebatnya
Kepada segala rakyat
tentaranya
Sebab karena lalai
alpanya
Serta dengan fasik
zalimnya.
karya Raja Ali Haji
Syair merupakan puisi
atau karangan Melayu lama yang bentuknya terikan oleh rima, irama, serta
persajakan. Kata tersebut berasal dari bahasa Arab, yaitu syu’ur, yang berarti perasaan. Dan kata syuur, kemudian muncul kata syiru, yang berarti puisi secara umum.
Namun, dalam perkembangannya mengalami perubahan dan modifikasi sehingga
menjadi khas Melayu, dan tidak lagi mengacu pada tradisi Arab.
Syair bukanlah rangkaian kata yang hadir begitu saja dan
tidak memiliki makna. Justru, ia hadir dengan membawa sarat makna baik tersirat
maupun tersurat. Makna-makna tersebut mengandung kias ibarat, sindiran,
nasihat, pengajaran, agama dan juga berisikan sejarah atau dongeng. Dan Puisi
(Syair) nasihat karya Raja Ali Haji tersebut telah berisi kesemua bagian syair
di dalamnya, adapun ciri-ciri dari syair sebagai berikut:
1.
Merupakan puisi terikat
2.
Umumnya terdiri dari empat larik, agak
mirip dengan pantun. Bila pantun empat larik yang berisi dua larik yang
merupakan sampiran dan dua larik yang lain adalah isi.
3.
Jumlah kata dalam satu larik, yakni
berkisar empat sampai lima kata.
4.
Jumlah suku kata dalam satu larik juga
tetap berkisar antara 8 – 12 suku kata.
5.
Memiliki rima a-a-a-a atau seragam
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda